DIAGNOSIS
KEBIDANAN
Disusun oleh :
Ayu Pertiwi
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
BANYUWANGI
2012
DIAGNOSA KEBIDANAN
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat.
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan juga merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Kepmenkes Nomor : 369/MENKES/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007).
Bidan menggunakan Manajemen Asuhan Kebidanan sebagai pendekatan dan kerangka pikir dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, langkah-langkah dalam asuhan tersebut harus dilakukan dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.
II. DIAGNOSA
KEBIDANAN
1. A. Diagnosa kebidanan
1. A. Diagnosa kebidanan
Dalam Standar Praktik Kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan bidan sesuai dengan lingkup praktik kebidanan dan dalam tanggung
jawab maupun tanggung gugat bidan, dirumuskan berdasarkan analisis data yang
telah dikumpulkan.
Difinisi
Operasional :
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai
dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang
ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan
padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh
klien.
Dalam
Standar Asuhan Kebidanan (lampiran Bab II Kepmenkes No.938/Menkes/SK/VIII/2007 :
Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
1. Pernyataan Standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
2. Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
2. Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah
·
Diagnosa
sesuai dengan nomenklatur kebidanan
·
Masalah
dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
·
Dapat
diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan
rujukan
B.
Nomenklatur Diagnosa Kebidanan
Nomenklatur Diagnosa Kebidanan adalah suatu sistem
nama yang telah terklasifikasikan dan diakui serta disyahkan oleh profesi,
digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga memudahkan pengambilan
keputusannya. Dalam nomenklatur kebidanan mempunyai standar yang harus dipenuhi.
C. Standar
Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :
1. Diakui dan telah disyahkan oleh
profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktek
kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement
dalam praktek kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan
D. Manajemen
Asuhan Kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai
dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan logis, sistematis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien,
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Sebelum menegakkan diagnosa bidan harus mengumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara yaitu anamnesa, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan
khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2003 : 31). Langkah ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang
benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus
yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid.
Data dikumpulkan dari :
1. Klien atau pasien keluarga dan sumber lain
2. Tenaga kesehatan
3. Individu dalam lingkungan terdekat.
Data diperoleh dengan cara
1. Wawancara (anamnesa)
2. Observasi
3. Pemerikasaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya)
E.
Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti
diagnosa (tidak masuk kriteria nomenklatur diagnosa) tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh Bidan sesuai dengan hasil pengkajian, masalah juga
sering menyertai diagnosis.
F. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan diharapkan bidan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.langkah ini sangat penting dalam melakukan manajemen kebidanan yang aman. Bidan dituntut untuk mampu mengantipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang logis/rasional.
G. Diagnosa Banding differential diagnosis (DD/)
Setelah mengumpulkan data yang cukup maka bidan akan
mendapatkan beberapa kemungkinan diagnosa sesuai dengan data klinik tersebut.
Kemungkinan terbesar disebut diagnosa kerja, sedangkan kemungkinan yang lain
disebut diagnosa banding.
A. MCGEHEE HARVEY , 2008. DIAGNOSIS BANDING:BERORIOENTASI PADA KASUS
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosis kebidanan.
Tindakan Kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien. Tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi dan keadaan klien.
Contoh diagnosa kebidanan
1) G2 P1 A0, hamil 28 mg dengan kehamilan normal, keadaan janin mormal
2) G1 P0 A0, hamil 16 mg dengan abortus imminens
3) G2 P1 A0 hamil 37 minggu, Ketuban pecah dini 2 jam, janin Presentasi Bokong
Contoh masalah potensialnya : Infeksi, hipoksia janin
Contoh masalah :
Kehamilan yang tidak diinginkan, Takut menghadapi persalinan,
Contoh diagnosa banding :
DD/ pada Plasenta previa adalah Solutio Plasenta, karena saat ibu hamil datang dengan keluhan perdarahan pervaginam kita mulai berfikir apkh plasenta previa atau solutio plasenta, shg kita mengkaji lebih lanjut gejala klinis agar kt mendapatkan diagnosa kerja.
Daftar diagnosa nomenklatur kebidanan
1. Persalinan Normal
2. Partus Normal
3. Syok
4. DJJ tidak normal
5. Abortus
6. Solusio Placentae
7. Akut Pyelonephritis
8. Amnionitis
9. Anemia Berat
10. Apendiksitis
11. Atonia Uteri
12. Infeksi Mammae
13. Pembengkakan Mamae
14. Presentasi Bokong
15. Asma Bronchiale
16. Presentasi Dagu
17. Disproporsi Sevalo Pelvik
18. Hipertensi Kronik
19. Koagilopati
20. Presentasi Ganda
21. Cystitis
22. Eklampsia
23. Kelainan Ektopik
24. Ensephalitis
25. Epilepsi
26. Hidramnion
27. Presentasi Muka
28. Persalinan Semu
29. Kematian Janin
30. Hemorargik Antepartum
31. Hemorargik Postpartum
32. Gagal Jantung
33. Inertia Uteri
34. Infeksi Luka 35. Invertio Uteri
36. Bayi Besar
37. Malaria Berat Dengan Komplikasi
38. Malaria Ringan Dengan Komplikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Metritis
42. Migrain
43. Kehamilan Mola
44. Kehamilan Ganda
45. Partus Macet
46. Posisi Occiput Posterior
47. Posisi Occiput Melintang
48. Kista Ovarium
49. Abses Pelvix
50. Peritonitis
51. Placenta Previa
52. Pneumonia
53. Pre-Eklampsia Ringan/Berat
54. Hipertensi Karena Kehamilan
55. Ketuban Pecah Dini
56. Partus Prematurus
57. Prolapsus Tali Pusat
58. Partus Fase Laten LAma
59. Partus Kala II Lama
60. Sisa Plasenta
61. Retensio Plasenta
62. Ruptura Uteri
63. Bekas Luka Uteri
64. Presentase Bahu
65. Distosia Bahu
66. Robekan Serviks dan Vagina
67. Tetanus
68. Letak Lintang
Rujukan :
WHO, UNFPA, UNICEF, World Bank (2000) I M P A C (Intergrated Management of Pregnancy And Chilbirth), Managing Complications in Pregnancy and Childbirth : A Guide for Midwives and dovtor, Departement of Reproductive Health and Research
Tidak ada komentar:
Posting Komentar